Thursday, August 9, 2018

Kelas Inspirasi Banggai #5

Sehari berbagi, seumur hidup menginspirasi...

Ini kali kedua saya mengikuti Kelas Inspirasi, pertama kali saya ikut KI tahun 2017 di Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai. Sempat tidak percaya diri, karena saya tidak berbakat dalam mengajar terlebih lagi yang akan di ajar adalah anak-anak Sekolah Dasar yang masih dalam tahap bermain. Tapi pada akhirnya saya memberanikan diri untuk ikut. Dan...inilah cerita saya di Kelas Inspirasi yang kedua, di Kecamatan Masama tepatnya di Sekolah Dasar Minangandala..


6 Agustus 2018
Saya berangkat sekitar pukul 5 subuh dari rumah. Iya..saya tidak ikut menginap sehari sebelumnya bersama-sama dengan rekan lainnya, karena satu dan lain hal. Tibalah saya di SD Minangandala tepat pukul 7 pagi dan langsung ikut melaksanakan Upacara Bendera pertama saya dalam tahun 2018 ini. Lucu sendiri ketika saya melihat adik-adik semua berbaris memakai seragam Merah Putih lengkap dengan Topi dan Dasi. Sambil melihat sekeliling area upacara, saya merasa teringat kembali ke masa-masa waktu sekolah dulu. Sudah lama berlalu tapi masih terngiang betapa ributnya kita saat dipersiapkan untuk ikut upacara, sama seperti adik-adik yang ada di hadapan saya saat itu. Saat Kepala Sekolah memberi sambutan, mereka mulai ribut sendiri di barisan belakang sampai datang salah satu Ibu Guru ikut berbaris bersama mereka..seketika itu mereka diam.. hehehe,.

Sesi pertama mengajar saya mendapat kesempatan di kelas 3 dan 4 yang digabung menjadi satu kelas. Jumlah siswa dikelas itu kurang lebih 35 orang. Saat pertama kali masuk kelas saya langsung disambut dengan tawa mereka sambil memberi salam selamat pagi kepada saya. Setelah memperkenalkan nama saya, saya meminta mereka menebak apa profesi saya dan dengan cepat mereka menjawab Ibu Guru, sekertaris, kerja kantor dan lainnya yang membuat saya tertawa lepas bersama mereka :))
45 menit waktu yang diberikan begitu cepat berlalu dan tidak terasa sampailah kita di sesi akhir mengajar. Saya meminta mereka untuk menuliskan cita-cita mereka dan menempelkan di pohon cita-cita. Mereka begitu bersemangat dan antusias menuliskan cita-cita mereka. Sayapun memperhatikan semua tulisan itu, cita-cita mereka tidak lari jauh dari Dokter, Polisi, Tentara dan Guru. Saya agak sedikit loyo ketika membaca cita-cita tersebut dan hanya berputar disitu-situ. Disinilah tugas kita sebagai inspirator untuk membuka wawasan mereka tentang profesi diluar sana yang begitu beraneka ragam. 



Kemudian setelah mereka menuliskan cita-cita mereka dan masih tersisa sedikit waktu, saya kembali meminta mereka untuk duduk bersama dan menjelaskan apa saja profesi yang ada diluar. Dan satu hal yang menarik perhatian saya, ada seorang anak yang maju kesamping saya dan menjelaskan kalo dia ingin menjadi pemadam kebakaran dan menjelaskan tugas apa saja yang dilakukan oleh seorang pemadam. Saya pun merasa bangga...


Sesi pertama mengajarpun berakhir.. dan saya melanjutkan ke sesi kedua kemudian masuk di kelas berikutnya yaitu kelas 5 dan 6 yang digabung menjadi satu kelas..
Disini sangat banyak muridnya..lebih dari kelas yang sebelumnya. Kelas 5 terdiri dari 25 orang. Sementara kelas 6 terdiri dari 15 orang. Saya sedikit agak kewalahan karena disini anak-anaknya sedikit lebih jahil dari kelas sebelumnya. Saat saya masuk kelas, saya disambut bukan dengan salam tapi dengan lagu syatiiik ala tik-tok.. Ahhh...hancur hati saya..kecewa dan campur aduk rasanya. Pengen nangis tapi apa lah daya saya hanya sehari datang kepada mereka..


Setelah drama kecewa berlalu, saya pun melanjutkan tugas saya. Seperti sebelumnya, saya meminta mereka menebak profesi saya dan merekapun menjawab seperti biasa dengan beraneka ragam profesi yang mereka tau. Disela-sela saya menjelaskan dan meminta mereka maju satu per satu untuk mengutarakan cita-cita mereka, sebagian memperhatikan dan sebagian lagi sibuk dengan nyanyian-nyanyian mereka sendiri. Sempat kewalahan saya menangani mereka tapi Alhamdulillah ada kakak Fasil yang datang dan membantu saya membuat suasana ramai seketika itu dengan ice breaking..

Di sesi akhir saya kembali meminta mereka menuliskan cita-cita mereka dan menempelkannya di pohon cita-cita.

Bang akhir sekolah kami yaitu membuat tangan cita-cita.. kami meminta semua anak-anak untuk menempelkan tangan mereka yang sudah diberikan cat dan menempelkan di kain putih..


Besar sekali harapan saya agar kelak adik-adik ini bisa menjadi anak-anak yang sukses dan menggapai cita-cita yang telah mereka tuliskan tadi. Dan kita para generasi muda sekarang bisa terus dan terus memberikan mereka motivasi dan isnpirasi. Masih banyak adik-adik diluar sana yang menanti inspirasi dari kita semua dan semoga kita menjadi jendela untuk mereka melihat dunia luar...

Saya bangga menjadi bagian dari kelas inspirasi tahun ini.. semoga ditahun-tahun akan datang, makin banyak pejuang-pejuang inspirasi yang bergabung dan terus memotivasi adik-adik kita dimanapun mereka berada..



Salam Inspirasi
Love, M

Wednesday, March 14, 2018

Ikan Kecap Saus Asam Manis


Bahan :
1 Potong Ikan Tenggiri (Bisa pake ikan tuna atau sesuai selera)
1/2 Siuang Bawang Bombay
1 Buah Tomat
Cabe Rawit (sesuai selera, kalo sy suka yg pedes banget)
Garam
Kecap Manis
Saus Sambal ABC
Jeruk Nipis 1 iris

Cara Membuat :
- Goreng ikan terlebih dahulu sampai matang. Sisihkan
- Haluskan cabe rawit, iris serong tomat dan bawang Bombay
- Panaskan minyak diwajan/Teflon, lalu tumis cabe rawit, tomat dan bawang Bombay
- Tambahkan kecap, saus sambal, jeruk nipis dan garam secukupnya. Tumis sampai harum
- Masukkan ikan yang telah digoreng tadi, masak sebentar dan aduk sampai tercampur rata.
- Angkat dan sajikan. Siap dinikmati..


Love, M

Friday, March 2, 2018

10 Sifat Istri Yang Membuat Rezeki Rumah Tangga Mengalir Sangat Deras

Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri.
Memang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dijelaskan secara spiritual kalau 10 karakter istri ini ‘membantu’ menghadirkan rejeki untuk suami dan rumah tangganya.

1. Istri yang pandai bersyukur
Istri yang bersyukur atas semua karunia Allah pada hakikatnya dia sedang mengundang tambahan nikmat untuk suaminya. Termasuk juga rejeki.
Miliki suami, bersyukur.
Jadi ibu, bersyukur.
Anak-anak dapat mengaji, bersyukur.
Suami memberi nafkah, bersyukur.

2. Istri yang tawakal kepada Allah
Di waktu seseorang bertawakkal pada Allah, Allah akan mencukupi rejekinya.
“Dan barangsiapa yang bertawakkal pada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.”
(QS. Ath Thalaq : 3).
Bila seseorang istri bertawakkal pada Allah, sementara dia tidak bekerja, dari mana dia dicukupkan rejekinya. Allah akan mencukupkannya dari jalan lain, tidak selamanya harus langsung diberikan pada wanita itu.

3. Istri yang baik agamanya
Rasulullah bersabda:
"Wanita itu dinikahi karena empat perkara. Karena hartanya, kecantikannya, nasabnya dan agamanya.
Pilihlah karena agamanya, niscaya kamu beruntung.”
(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Beruntung itu beruntung didunia dan di akhirat. Beruntung didunia, salah satu aspeknya yaitu dimudahkan mendapatkan rejeki yang halal.
Coba kita perhatikan, insya Allah tidak ada satu pun keluarga yang semua anggotanya patuh pada Allah lalu mereka mati kelaparan atau nasibnya mengenaskan.

4. Istri yang banyak beristighfar
Diantara keutamaan istighfar yaitu mendatangkan rejeki.
Hal semacam itu dapat dilihat dalam Surat Nuh ayat 10 sampai 12.
Kalau dengan memperbanyak istighfar, Allah akan mengirimkan hujan dan memperbanyak harta.
“Maka aku katakan pada mereka, ‘Mohonlah ampun pada Tuhanmu’, sesunguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan padamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (juga di dalamnya) sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh : 10-12).

5. Istri yang gemar silaturahim
Istri yang gemar menyambung silaturahim, baik pada orang tuanya, mertuanya, sanak familinya, serta saudari-saudari ....pada intinya ia tengah menolong suaminya membuat lancar rejeki.
Sebab keutamaan silaturahim adalah dilapangkan rejekinya dan dipanjangkan umurnya.
“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

6. Istri yang suka bersedekah
Istri yang suka bersedekah, dia juga pada hakikatnya sedang melipatgandakan rejeki suaminya.
Sebab salah satu keutamaan sedekah seperti disebutkan dalam surat Al Baqarah, akan dilipatgandakan Allah sampai 700 kali lipat. Bahkan sampai kelipatan lain sesuai kehendak Allah.
Bila istri diberi nafkah oleh suaminya, lalu sebagiannya ia gunakan untuk sedekah, mungkin tidak segera dibalas melaluinya.
Tetapi bisa jadi dibalas melalui suaminya.
Jadilah pekerjaan suaminya lancar, rejekinya berlimpah.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) untuk siapapun yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).

7. Istri yang bertaqwa
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jaminan rejeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ia akan mendapatkan rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Seperti firman Allah dalam surat Ath Talaq ayat 2 dan 3.
“Barangsiapa bertaqwa pada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya serta memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangka."(QS. At Thalaq : 2-3).

8. Istri yang selalu mendoakan suaminya
Bila seorang ingin mendapatkan suatu hal, ia perlu mengetahui siapakah yang memilikinya.
Ia tidak dapat mendapatkan suatu hal itu tetapi dari pemiliknya.
Begitulah rejeki.
Rejeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Dialah yang Maha Pemberi rejeki.
Jadi jangan hanya mengandalkan usaha manusiawi tetapi perbanyaklah berdoa memohon kepadaNya.
Doakan suami supaya selalu mendapatkan limpahan rejeki dari Allah, dan yakinlah bila istri berdoa pada Allah untuk suaminya pasti Allah akan mengabulkannya.
“DanTuhanmu berfirman : Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan." (QS. Ghafir : 60).

9. Istri yang suka shalat dhuha
Shalat dhuha adalah shalat sunnah yang luar biasa keutamaannya.
Shalat dhuha dua raka’at setara dengan 360 sedekah untuk menggantikan hutang sedekah setiap persendian.
Shalat dhuha empat rakaat, Allah akan menjamin rejekinya sepanjang hari.
“Di dalam tubuh manusia ada 360 sendi, yang semuanya harus di keluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang dapat melakukan itu wahai Nabiyullah? ”
Beliau menjawab,
“Engkau membersihkan dahak yang ada didalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan suatu hal yang mengganggu dari jalan adalah Jadi bila engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), jadi dua raka’at Dhuha telah mencukupimu."
(HR. Abu Dawud)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
“Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Saya cukupkan untukmu di sepanjang hari itu."
(HR. Ahmad).

10. Istri yang taat dan melayani suaminya
Salah satu kewajiban istri pada suami adalah mentaatinya.
Selama perintah suami tidak dalam rangka mendurhakai Allah dan RasulNya, istri wajib mentaatinya.
Apa hubungannya dengan rezeki?
Ketika seorang istri taat pada suaminya, jadi hati suaminya juga tenang dan damai.
Saat hatinya damai, ia dapat berpikir lebih jernih dan kreatifitasnya muncul.
Semangat kerjanya juga menggebu.
Ibadah juga lebih tenang,
rizki mengalir lancar.

***

Selamat beraktifitas dan beribadah di hari Jum’at yang penuh barakah ini, saudara-riku tercinta...
dan semoga Allah SWT senantiasa memudahkan Rizki kita.
Aamiin ya Rabbal 'aalamiin.
😊❤💕

Friday, January 22, 2016

Aisyah... Little Angel in Heaven..

Assalamu'alaikum...

Sebenarnya agak berat untuk mulai menulis ini. Tapi seiring berjalannya waktu saya mulai bisa membiasakan diri untuk ini semua. Banyak juga yang bertanya tentang hal ini..

kenapa anak saya bisa meninggal?
kenapa anak saya tiba-tiba bisa kurang gerakan?
kenapa saya begini dan begitu?
kenapa saya tidak peka?
kenapa saya bla..bla..bla...

saya agak capek menjawab sebenarnya tapi disisi lain saya harus menjawab agar bisa menjadi pengalaman untuk calon-calon ibu lainnya diluar sana..

AISYAH FATIMAH MALE

Itu nama anak saya yang hidup hanya kurang lebih satu jam. Bahkan saat dia lahir hingga wafatnya saya hanya memeluk dia sekitar lima menit itupun saya harus menahan airmata saya, menahan sedih saya, menahan penyesalan saya, menahan segala rasa yang berkecamuk didalam diri saya.

Saya berada dititik NOL pada saat itu, Saat suami saya meng-iya-kan anak kami telah pergi selama-lamanya disitu saya merasakan dunia ini gelap dan runtuh. SEDIH. MENYESAL. KECEWA. MARAH!! Saya kemudian bertanya kepada Allah KENAPA SAYA? KENAPA HARUS SAYA? KENAPA BUKAN ORANG LAIN? KENAPA INI, KENAPA ITU, KENAPA SEMUA HARUS SEPERTI INI?!

Sesaat saya menyalahkan semua keadaan. Entah apa yang ada dipikiran saya saat itu. Jatuh airmata saya ketika saya melihat foto bayi kami. Cantik..putih bersih..rambutnya tebal..rambut halusnya tumbuh hingga ke wajahnya..jari-jarinya lentik.. Saya melihat dia seperti tidak ada kekurangan satu apapun dari tubuhnya. Begitu sempurnya engkau, anakku.. sampai Allah hanya mengizinkan kamu sesaat untuk dilihat.

Selasa, 21 Oktober 2015

Pagi itu..entah apa yang saya rasakan, Bayi di dalam perut saya tiba-tiba diam tanpa gerakan apapun. Sesaat saya membiarkannya. Saya melakukan aktivitas pagi saya seperti biasa, menyapu, beres-beres sebelum ke kampus, menyiapkan sarapan untuk suami saya, semua berjalan normal. Seperti hari-hari sebelumnya saat pagi memang bayi ini belum terlalu aktif untuk bergerak hingga saya mulai beraktivitas seperti biasanya. Tapi entah kenapa hingga siangnya dia sama sekali tidak bergerak. Biasanya saat makan siang dia mulai menendang uluhati saya tapi ini bahkan saya tidak bisa merasakan tendangan-tendangan kecil itu. Saya mulai minum teh, minum air putih, memperdengarkan Murrotal Qur'an, dan saat itu saya tidak punya pikiran buruk apapun tentang ini. Saya mulai browsing untuk mencari alasan kenapa bayi bisa tiba-tiba kurang gerakan, beberapa saat saya membaca ada yang bilang mungkin karena kita capek atau kita banyak pikiran, atau bayinya sedang tidur, atau begini dan begitu. Saya berpositif thinking tentang semuanya. Iya, mungkin bayinya sedang tidur karena beberapa hari sebelumnya saya capek dan banyak pikiran tentang ujian akhir S2 saya. Saya kembali beraktivitas seperti biasanya, saat waktu shalat ashar tiba saya shalat dan kemudian berbaring sambil mengajaknya berbicara dan kembali memperdengarkan Murrotal Qur'an tapi sama sekali tidak ada balasan. Disitu saya mulai panik, tapi saya berusaha tetap tenang sambil berpikir positif denga segala sesuatunya. Allah tidak mungkin memberikan saya hal yang akan memberatkan saya diakhirnya. Waktu maghrib pun tiba, saya coba menghubungi teman saya melalui BBM. Dia meyakinkan saya untuk segera ke dokter karena takut ada apa-apa nantinya. Saya meng-iya-kan usulannya dan langsung menghubungi dokter kandungan saya. Saat itu suami saya langsung down..saya juga mulai panik..dan dokter saya bilang harus sekarang ke Rumah Sakit untuk NST. Tanpa berpikir panjang kami langsung segera ke RS, sampai disana dilakukan NST dan hasilnya denyut jantungnya mulai melemah. Awalnya masih normal tapi lama kelamaan mulai turun hingga angka 90 dari awalnya 140. Saya mulai panik, bertanya ke susternya tapi susternya belum menjelaskan apapun hingga dokter tiba. Saya diberikan oksigen, disuruh miring ke kiri, tetap tenang dan berpikir positif tapi saat itu pikiran saya satu-satunya adalah anak kami. NST dilakukan sampai dua kali untuk memastikan, saat kedua kalinya denyut jantung bayinya masih tetap sama diangka 100.

Saat dokter tiba, langsung di lakukan USG dan karena melihat hasil NST yang terus turun dokterpun memutuskan untuk segera dilakukan operasi. Disitu saya mulai panik,..nafas saya naik turun tidak jelas..jantung saya rasanya berhenti berdetak sesaat.. Saya masih diam sambil menangis. Suami saya mencoba menenangkan saya dan menghubungi orangtua saya. Merekapun mencoba menenangkan saya melalui telpon. Saya pasrah dan berdoa semoga semua baik-baik saja. Dokter dan perawat semua mencoba menenangkan saya. Sampai akhirnya saya masuk diruang operasi.. kami hanya berdua..iya berdua..saya dan suami saya.. tanpa orangtua kami.. tanpa keluarga kami di Jogja..

23.35 WIB, saya masuk diruang operasi dan dokter melakukan semua prosedur. Badan saya gemetaran saat itu tapi saya harus bisa tetap stabil demi anak kami. Saya harus kuat walaupun nyawa saya yang harus jadi taruhan demi anak kami.

24.05 WIB, Aisyah lahir kedunia tanpa tangisan sedikitpun. Saya masih tetap berusaha tenang sambil sesekali menatap layar monitor denyut nadi dan tensi darah saya. Dokter Anastesi berusaha menenangkan saya sambil menyuruh sabar dan tetap tenang oeprasinya sebentar lagi selesai.

00.20 WIB, saya keluar dari ruang operasi tanpa melihat bayi saya. Saat saya keluar dari ruang operasi tidak ada suami saya disana. Saya bertanya ke perawat dan mereka hanya bilang kalau suami saya sedang diruang sebelah bersama bayi kami dan dokter.

Saya tetap tenang dan diam. Tidak ada tangisan apapun disana hingga saya masuk ke ruang kamar perawatan. Sesekali perawat masuk hanya memeriksa saya, saya bertanya terus tentang bayi saya dan mereka hanya menjawab "sabar ya bu, bayinya lagi diruangan atas". Sampai akhirnya suami saya masuk ke kamar dan saya pun bertanya dimana bayi saya? suami saya langsung menangis, saya pun berteriak saat itu juga bayi saya ya Allah... Kenapa Allah mengambilnya? kenapa harus saya ya Allah? saya ingin mati saat itu juga. Ibu mana yang ingin anaknya meninggal? walaupun cacat, walaupun kurang, apapun itu saya sudah pernah berjanji untuk menerima anak saya apapun kekurangannya.

Aisyah meninggal 01.10 wib. Rabu, 22 Oktober 2015 / 8 Muharram 1437 H.
Dia sempat hidup selama satu jam. Menurut dokter kandungan saya, penyebabnya bukanlah kelainan jantung karena dari awal bayinya sehat dengan detak jantung normal. Hanya saja dia telah banyak meminum airketuban yang sudah bercampur dengan kotorannya didalam perut. Entah apa yang membuat dia stress dan akhirnya mengeluarkan fesesnya didalam. Saat diruang operasi, salah satu dokter sempat menanyakan pada saya kalau saya sering minum jamu atau tidak, dan saya sama sekali tidak pernah minum jamu apapun saat hamil. Dia bertanya karena saat itu melihat airketuban saya yang sudah hampir hitam karena bercampur dengan kotoran bayinya. Dari hasil pemeriksaan lab, darah, jantung dan lainnya semua normal. Itulah Takdir Allah, semua luput dari penglihatan manusia karena memang Aisyah hanya punya umur sampai saat itu.

Suami saya yang melihat dia hingga akhir nafasnya. Hancur hati kami.. dunia gelap saat itu juga.. anak yang saya harapkan ternyata lebih dulu pergi bahkan sebelum dia merasakan kasih sayang kami...

Orangtua saya, mertua saya, saudara saya. semua mencoba menenangkan saya. Dengan tangisan, mereka bersyukur karena saya tidak begitu drop setelah operasi. Aba saya meng-iya-kan semua kemauan saya agar jenazah bayi saya dibawa pulang ke Sulawesi untuk dimakamkan disana karena saya tidak ingin dia disini sendirian..saya ingin tetap bisa melihatnya walaupun itu hanya gundukan tanah dengan batu nisan.

Saat itu saya mulai down, tapi saya harus tetap kuat. Iya saya harus kuat karena Allah masih memberikan saya kesempatan untuk hidup. Saya masih bisa punya anak lagi. Saya harus sehat. Saya harus sembuh dan tidak menambah beban suami dan keluarga saya. Saya tidak boleh menyalahkan Allah dengan semua ini. 

Orangtua saya mengatakan 
"kalau Allah itu tidak akan pernah ingkar dengan janji-Nya, Aisyah sudah bahagia disana dan dia yang akan menjemput orangtuanya kelak".  
"kalau ikhlas dan sabar, gantinya akan lebih indah dari sebelumnya". Meskipun bagi kami Aisyah tidak akan pernah ada gantinya.
"kita tidak akan pernah tau kalau anak itu hidup entah akan jadi apa, mungkin menyusahkan orangtuanya, mungkin sakit-sakitan, mungkin hanya akan menjadi aib buat keluarga, mungkin begini dan begitu" itu kata ibu saya. Dan memang benar, tidak akan ada yang tau akan seperti apa nanti jadinya. Satu-satunya adalah tetap berpikir positif dalam segala hal. Allah Maha Tahu segalanya.

Semua telah terjadi. Saat itu mulai ada penyesalan sedikit demi sedikit. 
Kalau saja saya pagi itu langsung ke RS, mungkin anak kami masih hidup.
Kalau saja saat saya jatuh pingsan seminggu sebelumnya saya langsung minta untuk di operasi, mungkin anak kami masih hidup.
Kalau saja saya begini dan begitu..mungkin jadinya tidak akan begini..

Malam sebelumnya saya tidak bisa tidur seperti biasanya. Bayi diperut saya terus bergerak aktif, saya bermain dengannya..dan ternyata itu terakhir kalinya saya merasakan gerakannya di dalam perut saya.. saya punya firasat yang tidak enak saat itu, entah apa.. saya berpikir kalau Aba saya sakit tapi Ibu saya tidak memberitahukan pada saya, karena biasanya seperti itu dan beberapa hari sebelumnya orangtua saya tidak menghubungi saya. Tapi ternyata..firasatnya adalah saya yang harus mengikhlaskan anak saya ke surga..

Allah lebih tau semuanya. Saya hanyalah manusia yang bisa berencana seperti ini dan itu, tapi tetap saja rencana Allah jauh lebih indah.. Ini adalah ujian. Allah begitu sayang kepada saya dan suami saya. Allah begitu ingin melihat kesabaran saya dan suami saya. Ujian ini mungkin tidak ada apa-apanya dibanding ujian Allah lainnya kepada manusia lainnya.

Aisyah...
Tiga bulan telah berlalu sayang...
Semoga kamu disana bahagia anakku.. berkumpul dengan umat-umat pilihan Allah yang suci..
Kamu hadiah ulangtahun terindah Ibu sepanjang hidup Ibu..
Kamu menjadikan hidup Ibu sempurna sebagai wanita,.
Kamu memberikan warna baru dalam hidup Ibu selama 36 minggu terakhir..
Kamu memberikan Ibu semangat untuk ujian menyelesaikan pendidikan S2 Ibu..
Kamu kebahagiaan Ibu dan Aba..
Do'a kami selalu untukmu disana..
Semoga ini airmata terakhir Ibu.. Ibu mengumpulkan kekuatan untuk kembali mengingat semua kejadian-kejadian saat kami harus kehilangan kamu selama-lamanya..
Berat rasanya, tapi inilah Takdir Allah..
Allah lebih mencintaimu..
Allah selalu punya rencana indah dibalik setiap airmata yang keluar..
Kami bersyukur setiap saatnya karena Allah masih mempercayakan kamu hadir ditengah-tengah kesepian kami sebagai pelengkap pernikahan kami...

With Love,
Muthia..

Saturday, November 15, 2014

Couple and The Beach


Location : Pantai Pasir Putih, Ampana  (Tojo Una-Una) Sulawesi Tengah
Photo by : Iyansarsako

Sunday, February 9, 2014

Mr. and Mrs.

All outfit wedding : Salwa Bridal, Surabaya
Makeup : Make Up For Ever by Salwa Bridal, Surabaya
Photo by : Classica FF Photography, Luwuk
Decoration : Selebriti Salon, Luwuk

Saturday, February 8, 2014

Friday, February 7, 2014

Akad Nikah : Great Moment

All outfit wedding : Salwa Bridal, Surabaya
Makeup : Make Up For Ever by Salwa Bridal, Surabaya
Photo by : Classica FF Photography, Luwuk
Decoration : Selebriti Salon, Luwuk

 




Luwuk, 7 Januari 2014