PEREMPUAN itu menghentikan para wartawan di luar rumah
sakit. Saudarinya mengalami sesuatu, namun ia hanya berkata histeris, “Lihat
apa yang dilakukan Sharon
kepada kami. Amerika bersama Sharon,
Inggris bersama Sharon.”
Sementara seorang ibu mengatakan ia mencari dua putranya
yang mungkin sedang ditahan tentara Israel, mungkin di bawah
reruntuhan.
Jenin, kota
yang diguncang “gempa” pasukan Israel
masih dijaga ketat, wartawan tak bisa masuk, orang Palestina kalau lewat
ditembaki. Israel
mengklaim telah meninggalkan kota
itu. Orang Palestina harus merunduk menghindari tembakan ataupun merangkak
menyelematkan korban kebrutalan Israel.
Ali Abu Salim (65) ditembak sepulang dari mencari cucunya di
kampung sebelah. Ketika ia pulang tentara Israel menembak mobilnya, ia
terkena tembakan di lengan dan supirnya Yasin Khalil kena di kepala. Anak Abu
Salim, Mohammed, tewas sewaktu Israel
menyerang kamp Jenin.
Baru 36 mayat bisa dikenali, kata direktur rumah sakit, Dr
Mohammed Abu Ghali. Empat orang perempuan, seorang anak 13 tahun. Mayat-mayat
itu terlah diambil pasukan Israel,
kata warga. Belum jelas di mana mereka dikuburkan oleh tentara Israel. Hanya lima mayat diserahkan Israel ke rumah
sakit, kata Abu Ghali.
Kamp yang lantak seperti gempa itu kini menjadi tempat
pencarian mayat oleh warga Palestina, hanya dengan kaisan tangan dan sekop
karena Israel
tak membolehkan adanya alat pengangkut berat.
Murka lah, utusan PBB di Timteng, Terje Roed-Larsen. Ia
katakan tempat itu “mengerikan tak bisa dipercaya.” Aksi Israel tak bisa
dibenarkan, tak peduli dengan tujuan militer apapun, katanya tegas, karena Israel melarang
aktivitas kemanusiaan, bahkan beberapa hari setelah semua jadi puing. “Jenin
akan selamanya jadi noda dalam sejarah negara Israel,” katanya.
Larsen murka lagi.
“Ini benar-benar hancur, itu seperti sebuah gempa menghajarnya,” katanya. “Itu
benar-benar tak bisa diterima dan mengerikan tak bisa dipercaya,” katanya
kepada AFP.
Menjijikkan
”Adalah benar-benar tak bisa diterima bahwa pemerintah Israel selama
11 hari tidak membiarkan tim pencarian dan penyelamatan masuk. Ini secara moral
menjijikkan,” kata Larsen, koordinator khusus PBB untuk Palestina yang
diduduki.
”Saya melihat dua bersaudara menarik ayah mereka dari
reruntuhan, bau tengik kematian mengerikan. Kami melihat seorang bocah laki 12
tahun digali, semuanya terbakar.
”Kami punya para pakar di siini yang pernah berada di zona
perang dan gempa dan mereka mengatakan tak pernah mereka melihat segalanya
seperti ini,” katanya.
Orang Palestina menggali lima orang yang selamat dari reruntuhan di
kamp hancur itu, Kamis dan mengatakan mereka mendengar suara jeritan minta
tolong, kata para saksimata.
”Kami menemukan lima
orang, yang dibawa ke rumah sakit Jenin dengan kondisi sangat parah,” kata Naim
Awais kepada Reuters di kamp, beberapa jam setelah tank Israel mundur,
tapi meninggalkan para sniper.
”Ada
dua anak laki, seorang perempuan dan dua pria,” katanya tentang para warga yang
masih hidup namun menderita luka bakar dan cedera lainnya. “Saya mendengar
banyak orang meminta tolong, namun kami tak bisa melakukan apapun untuk mereka
karena kami tak punya peralatan,” katanya, sebagaimana warga kamp menyodok
puing dengan sekop.
Seorang pakar forensik independen mengatakan bukti-bukti
menunjukkan bahwa pembantaian telah terjadi. Harian Inggris progresif, The
Independen, dalam editorialnya, Jumat, mendesak pengusutan PBB terhadap
pembantaian Jenin.
Setelah pasukan Israel mulai mundur dari Jenin,
“adalah sangat vital bahwa tuduhan kejahatan yang dilakukan pasukan Israel
diselidiki. Mereka harus diselidiki secepatnya dan lebih baik di bawah naungan
Perserikatan Bangsa Bangsa,” kata editorial itu.
Ditambahkan oleh harian itu, “telah menjadi semakin jelas
bahwa sesuatu mengerikan memang telah terjadi di sana. Opini Eropa mengakui horor potensi
penuh” dalam situasi di Jenin itu.
Inggris: Israel
Kelewatan
Israel
menuai bala dengan kebiadabannya di Jenin. Mata dunia internasional mulai
menyorot tragedi Jenin, meski media pro-Yahudi di seluruh dunia berusaha
menutupi kebobrokan Zionis ini. Menlu Inggris Jack Straw yang berbicara di
forum Komisi HAM PBB di Jenewa menuduh Israel menggunakan “kekuatan tak
pantas dan kelewatan” ketika menyerbu Jenin. Straw mengatakan perlu
penyelidikan internasional terhadap tuduhan kebrutalan Israel di Jenin.
Ia mendesak para penyelidik seharusnya diberikan kesempatan
melihat apa yang terjadi di kamp pengungsi itu. “Ada kasus kuat bagi Israel untuk
menjawab,” katanya. Dan, PBB meminta pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke
kawasan Jenin, para diplomat di markas PBB mendebat resolusi Dewan Keamanan PBB
yang keras terhadap Israel.
Peter Hansen, kepala badan bantuan PBB di Palestina UNRWA, senada
dengan Larsen dengan kekejian Israel
yang melarang petugas kemanusiaan membantu para korban selama 11 hari. “Ini di
luar moral manusia untuk membiarkan ambulans, makanan, air berdiri di luar
kamp,” katanya. Ia bekerja puluhan tahun membantu korban perang, namun tak ada
yang separah yang dilakukan pemerintah Israel, yang melarang petugas
kemanusiaan.
Tentara Israel
juga menembaki klinik PBB di kamp, yang menjadi gudang vaksin. Ia juga
terperangah melihat mayat-mayat diangkut dari reruntuhan termasuk seorang anak
berusia 11 tahun.
Hari Rabu, pekerja
medis mengeluarkan mayat ibu tua dari atap dinding bangunan. Tiba-tiba, mayat
itu menggelinding dari selimutnya ke jalan. Anak-anak yang melihatnya menjerit
keras. Mayat-mayat bergelatakan di sisi gang, dan lalat serta cacing merangkak
di atas sesosok mayat, sebelum petugas Bulan Sabit Merah menaruhnya ke tas
plastik putih dan mengangkutnya ke trailer.
Inginkan Putra
Rory Macmilllan, pengacara Skotlandia, menyaksikan langsung
horor di Jenin, dan kelompoknya berencana menuntut Israel. “Seorang anak berusia 15
tahun jatuh dekatku, meratap. Tangannya hancur, darah mengucur dan ibunya
menjerit histeris. Ia terkena bom yang masih bergentayangan.
”Ini jauh lebih buruk dari gambar di TV. Tubuh-tubuh
merangkak,” katanya. “Kami membawa makanan, air dan serbet, mencari pusat
medis, katanya. “Seorang perempuan bersikeras, ‘Saya tak ingin minum atau
makan. Saya hanya ingin putra saya.”
Kamp Jenin yang dicoraki flat gaya Mediterranian merupakan kamp dibangun
PBB yang menampun keluarga Palestina dari Haifa
pada 1948. Kini dua kali mereka harus jadi pengungsi lagi. Derrick Pounder
mengatakan kamp itu dibinasakan secara sistematis dengan tembakan artileri
darat dan helikopter Apache buatan AS. Terorisme Israel lewat cara menghalangi
pekerja kemanusiaan masuk Jenin, juga membuat krisis air, makanan dan listrik
selama dua pekan telah membuka mata internasional.
Kolonel Didi, yang mengomando tentara Israel di kamp
itu mengatakan enteng soal korban Palestina. “Hingga kini kami mengeluarkan 25
mayat. Kami kira ada 80-100 mayat, kebanyakan jika bukan semua adalah teroris.
Banyak jatuh korban di antara tentara kami karena kami bertindak seperti
pasukan paling bermoral di dunia dan pasukan paling hati-hati di dunia. Namun ini
adalah perang.”
Jenin akan jadi noda bagi riwayat hidup Zionis Israel. Tapi
bagi Palestina, Jenin akan jadi legenda. “Kami mendambakan kembalinya tanah
kami,” kata Mohammed. Kami akan menang akhirnya karena kami benar.” (afdhal)
19 Apr 02 15:45 WIB (Astaga.com/noda menjijikkan Israel itu ada di Jenin)