Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman,
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 5-6)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Qs. Al-Insyirah: 5-6)
“Allah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (Qs. Ath-Thalaq: 7)
Ingatlah…bahwa Allah
tidak akan menguji di luar kesanggupan seorang hamba. Kau tahu apa maksudnya?
Jika Allah mengujimu dengan cobaan yang tak kau suka, Dia mengerti bahwa kau
sanggup mengampunya. Kini yang harus kau pikir justru bagaimana cara “lulus”
dengan hasil memuaskan atas ujian-Nya. Maka, kunci jawaban ujian itu terletak
dalam sabar, doa, tawakkal, dan ridha atas takdir-Nya.
Tengoklah kisah saudari
kita Fulanah yang diboikot, tidak diakui sebagai anak, dibakar jilbabnya dan
dianiaya raganya…atau nasib ‘Allanah yang dinikahkan secara paksa dengan lelaki
yang tidak diketahui bagaimana akhlaknya, hanya karena wanita ini ingin
mempertahankan hijab syar’inya. Di luar sana masih banyak yang nasibnya jauh
lebih tragis dari pada Fulanah dan ‘Allanah ini. Lalu, apakah orang-orang di
sekitarmu memperlakukanmu sebegitunya? Tidak! Lihatlah, ujianmu ini belum
seberapa dibanding mereka. Di manakah Sumayyah, Aasiyah, dan wanita mukminah
penggenggam bara api masa kini itu berada? Tidak usah kau jadi wanita cengeng
yang mudah luluh lantak hanya karena cobaan yang mendera! Justru jadikanlah
ujian ini sebagai tempaan iman dan takwa. Bukankah intan berpendar kilaunya
setelah digosok dan ditempa dengan suhu tinggi sedemikian rupa?! Maka, jadilah
dirimu laksana intan kokoh nan berkilau indah setelah melewati tempaan ujian
hebat dari-Nya.
Jika sedih dan letihmu
beradu, tentu kau tahu sebaik tempatmu mengadu.
Panjatkan aduan dan doa
di tengah malam yang syahdu,
dan pada waktu besar
kemungkinan terkabulnya doamu…
bukan malah mengiba
orang lain mengasihanimu!
Ingatlah…masih ada Allah
sebagai tempat bergantung, tempat mengadu,
tempat memohon, yang kan
menolongmu.
Masih ada Al-Qur’an yang
bisa menawarkan gundah dan dukamu.
Masih ada As-Sunnah yang
menjadi lentera petunjuk untuk menerangi waktu kelabumu.
Masih ada buku-buku
sumber ilmu yang bisa menjadi teman setia dalam diam sendirimu.
Masih ada kisah-kisah
perjuangan menegakkan dinul Islam dari umat terdahulu yang bisa menjadi
penghiburmu.
Tak lupa kuingatkan
bahwa masih ada kami saudari-saudarimu, yang sedia berbagi laramu dan berada di
sisimu untuk menyokong bahumu melalui masa sulit itu.
Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman,
“Dan semua kisah para
Rasul yang Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Hud: 120)
Tunjukkan dengan akhlak
mulia, tentang kebenaran ajaran yang kau bawa…bahwa dahulu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan 3 generasi terbaik umat ini meniti jalan di
atasnya, dengan perbuatan yang sama. Suguhkan senyum di muka, haturkan salam
hangatmu dan santun budimu bagi mereka. Bergaulah apik di tengah masyarakat,
selama kelakuanmu bukan maksiyat pada Sang Pencipta. Lebih-lebih jika kau punya
limpah makanan yang ada, bagikanlah pada tetangga. Betapa cermin akhlak mulia,
dapat mengalahkan rangkaian huruf dan seruan kata.
Patrikan pada jiwa,
ikhlaskan niatmu….bersihkan niat dari kotoran sum’ah dan riya. Hanyalah ridha
dan Firdaus-Nya yang kau pinta…bukan malah ridha manusia yang kau puja! Maka,
biarkan orang hendak berkata apa, yang pasti kau titi jalan kebenaran itu
hingga nyawa terlepas dari raga. Tidak usah kau ragu akan janji-Nya….kelak,
kau kan kecap indahnya surga -insyaallah-, duduk bertelekan di
dipan-dipan dan menenggak minuman dari gelas piala yang bening laksana
kaca, mengenakan pakaian indah dari sutra hijau warnanya. Akan tetapi,
kau harus tahu….jalan menuju surga penuh dengan hal yang berat dan sulit
dilakukan jiwa.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
“Dan Dia memberi balasan
kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, di
dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di
dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan
naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan
memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari
perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kaca-kaca (yang
terbuat) dari perak yang telah mereka ukur dengan sebaik-baiknya.” (Qs. Al Insan: 12-16)
Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman,
“Mereka itulah
(orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian
hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar
di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirahat yang indah.” (Qs.
Al-Kahfi: 31)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda :
“Dalam surga terdapat
seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang
jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan antara langit dan bumi. Maka, jika
kalian meminta kepada Allah, mintalah surga Firdaus, sebab Firdaus adalah surga
yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Ar-Rahman, dan
dari sanalah sungai-sungai surga memancar.” (HR. Al-Bukhari no. 7423)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu , sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Neraka itu dihijab
(dipagari/dikelilingi) dengan syahwat, sedangkan surga dihijab dengan hal-hal
yang tidak menyenangkan (dibenci).” (HR. Al-Bukhari no. 6487)
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqamah
pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatakan),
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu”” (Qs. Fushilat: 30)
“Maka tetaplah
istiqamah kamu sebagaimana yang diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang
telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia
Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.” (Qs. Hud: 112).
Ingatlah selalu…ada Dzat
Yang Maha Kuasa membolak-balik hati para hamba-Nya. Maka, mohonlah kemudahan
atas kesulitan perkaramu pada-Nya, pintalah taufik-Nya bagimu dan bagi mereka,
berharaplah agar ujianmu dapat mengangkat derajatmu dan menggugurkan dosa, tak
lupa pula panjatkanlah doa agar segala jerih payah kesabaran, ketawakkalan dan
keridhaanmu akan takdir-Nya berbuah pahala dan berbalas surga.
♥ Dariku…yang
mencintaimu karena-Nya ♥
muslimah.or.id
penulis: Fatihdaya Khairani
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
penulis: Fatihdaya Khairani
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
No comments:
Post a Comment